Tidak ada seorang pun di dunia yang bisa memastikan kapan virus corona akan hilang dari muka bumi ini, termasuk Indonesia. Namun dipastikan masuknya Covid-19 ke berbagai negara akan memicu terjadinya resesi ekonomi. Tidak hanya Indonesia, sejumlah negara lain juga masuk jurang resesi.
Hal-hal yang perlu dijaga disini bukan hanya kesehatan fisik tetapi juga kesehatan finansial. Mengingat sulitnya mencari nafkah di masa pandemi, maka sangat penting untuk hidup hemat di segala bidang kehidupan. Salah satunya adalah penghematan konsumsi listrik, dimana selama masa lockdown semua orang selalu berada di rumah. Beban listrik otomatis bertambah, belum lagi kebutuhan lain, sementara keuangan terkuras. Mengatasi kebutuhan ini, terapkan metode berikut.
1. Nyalakan lampu hanya jika perlu
Setiap ruangan di dalam rumah pasti memiliki lampu, setelah ruangan tidak digunakan lagi, segera matikan lampu. Jangan biarkan tanpa ada yang menggunakannya. Karena selama itu menyala apakah sedang digunakan atau tidak, listrik akan terus mengalir. Jika Anda disiplin dengan cara ini, Anda pasti akan merasakannya di akhir bulan, pengeluaran lebih hemat.
Misalnya saat lampu di kamar mandi mau tidur, matikan dulu, jangan langsung tidur. Begitu juga dengan ruang tamu dan ruang makan setelah digunakan. Ruang kerja, perpustakaan, dan ruangan lain yang sudah tidak digunakan lagi, segera dihentikan lampu.
2. Keluar Matikan pengapian setelah digunakan
Colokan konstan yang tersangkut di soket tidak baik untuk elektronik. Selain itu, mengkonsumsi lebih banyak listrik. Kalau wisma biasanya Kabel laptop dan kabel ponsel dapat dibiarkan terpasang selama 24 jam. Padahal konsumsi listrik kabel laptop per jam adalah 50 watt, sedangkan komputer desktop jika kabel chargernya tidak dicabut mengkonsumsi arus listrik 200 watt per jam. Belum lagi kipas angin, penghangat nasi, charger handphone dan barang elektronik lainnya.
3. Biasakan menggunakan lampu LED
Harga lampu LED saat pertama kali dibeli di pasaran cukup mahal dibandingkan dengan lampu biasa. Namun dari segi penghematan lebih besar, lampu LED. Sehingga saat ini sudah banyak orang yang beralih ke lampu LED. Itu benar-benar ada merk tertentu dengan kapasitas 7 watt mungkin setara dengan lampu biasa dengan daya 60 watt. Wah, itu angka yang sangat besar yang bisa ditekan untuk biaya listrik bukan?
4. Kurangi penggunaan perangkat elektronik berdaya tinggi
Ada sejumlah perangkat elektronik di rumah yang menyedot terlalu banyak listrik. Mulai dari pompa air, pengering pakaian, pemanas air hingga AC. Menyimpan alat ini bisa sangat sulit, karena akan mengganggu kenyamanan. Walaupun tidak sepenuhnya seperti itu, karena dia bisa mengatur kapan akan menggunakannya. Misalnya, mencuci pakaian yang biasanya seminggu sekali di mesin cuci, sekarang biasanya 3 minggu sekali.
Jika Anda sering hanya menyetrika 1 atau 2 pasang pakaian dalam sehari, kini biasakanlah ketika sudah banyak mengoleksi setrika baru. Sedangkan untuk AC diatur waktunya agar ketika mencapai suhu yang diinginkan maka AC dapat mati secara otomatis. Hal yang sama berlaku untuk menggunakan perangkat elektronik lainnya.
5. Sering-seringlah menggunakan ventilasi
Mematikan AC secara langsung dapat lebih menghemat listrik dibandingkan saat Anda menyalakannya. Namun, orang yang sering berada di ruangan ber-AC akan kesulitan berada di ruangan yang tidak ber-AC. Caranya, manfaatkan ventilasi seperti pintu atau jendela.
Biarkan angin yang datang langsung dari alam masuk ke dalam ruangan. Selain aman untuk kesehatan, angin alami memiliki nuansa yang berbeda dengan AC. Anda juga bisa mengganti kipas angin sebagai pengganti AC karena mengkonsumsi listrik lebih sedikit dibandingkan AC.
6. Gunakan Cahaya Alami
Salah satu cara yang bisa diterapkan untuk mengurangi penggunaan lampu adalah dengan lebih banyak menggunakan cahaya alami. Sehingga sangat penting setiap ruangan dilengkapi dengan pintu dan jendela. Selain mengurangi pengap, sinar matahari langsung baik untuk ruangan untuk membunuh berbagai kuman dan bakteri jahat.
Apalagi di pagi hari, sangat penting untuk membiarkan jendela dan pintu terbuka agar matahari pagi bisa masuk secara langsung ke kamar. Suhu hangat matahari pagi sedikit berbeda dengan siang hari, jadi Anda tidak perlu khawatir kepanasan.
7. Menggunakan setrika yang dilengkapi pengatur panas otomatis
Setrika pakaian yang digunakan selama beberapa jam mengkonsumsi lebih banyak listrik. Jika setrika tidak dilengkapi dengan pengatur panas otomatis, selama masih digunakan akan terus terkuras aliran listriknya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan setrika yang memang sengaja didesain dengan pengatur panas dimana ketika sudah mencapai suhu yang diinginkan, arus listrik langsung berhenti begitu saja.
8. Gunakan dispenser dan kulkas dengan bijak
Dispenser biasanya ditenagai oleh listrik saat membutuhkan air panas dan dingin. Perlu diketahui bahwa konsumsi listrik dispenser lebih tinggi daripada kulkas. Jadi, untuk menghemat, lebih baik panaskan air di atas kompor. Sedangkan untuk air dingin bisa menggunakan kulkas.
Nah, menggunakan kulkas Anda seharusnya tidak sia-sia. Misalnya ketika ingin pergi ke suatu tempat, berlibur atau memiliki pekerjaan di luar daerah dalam waktu yang lama. Jika tidak ada orang di rumah, kurangi suhu lemari es. Jika ingin lebih hemat, matikan kulkas.
Setelah membaca artikel ini, jangan lupa untuk mempraktekannya. Meski begitu, sebagian orang masih malas mematikan lampu saat tidak digunakan. Penyebabnya adalah kelupaan dan kemalasan untuk bangun dari suatu tempat atau tidur. Padahal, hal ini sangat mempengaruhi penggunaan listrik, apalagi jika lampu dibiarkan menyala hingga pagi hari tanpa ada yang menggunakannya.